Kenangan

Kamis, 28 Januari 2010

DRUM BAND, SEBUAH MARKETING ala SAMPOERNA

Oleh Wahadi, S.KM
Sebuah Tulisan Yang terinspirasi Oleh Hermawan Kertajaya (mark Plus, Corps) di Harian JP (26/01 2010)

Di Indonesia ada beberapa perusahaan yang besar yang dikelola antar generasi. Salah satu perusahaan yang cukup terkenal adalah Sampoerna. Perusahaan yang di milki Keluarga sampoerna ini telah berubah dari perusahaan Rokok “Dji Sam Soe” menjadi sebuah korporasi mandiri dengan nama “Sampoerna”. Perusahaan antar generasi ini telah berevolusi menjadi corporate yang sukses. Ada begitu banyak usaha yang dilakukan keluarga sampoerna dalam mengubah image dan masa depan perusahaan ini. dan slah satu yang unik dilakukan oleh Putera Sampoerna dalam melakukan inovasi Marketing. Putera Sampoerna pernah melakukan sebuah hal yang di anggap bodohdan berada di luar Pakem. Dia pernah menginstrksikan para pelinting rokok untuk membentuk Team Drum band. Tidak tanggung-tanggung pelatih spesialais drum band dari AS pun di undang untuk melatih sekitar 234 pelinting rokok, orang yang semula di bayar karena kualitas lintingan rokoknya, kini di bayar lembur seusai melinting kretek untuk menari, membentuk formasi dan bermain music. Apa tujuan di balik sesuatu yang diluar kewajaran tersebut? Putera Sampoerna ingin mengirim team Drum band ini pada Rose Bowl sebuah perayaan yang dilakukan di California pada tanggal 1 Januari. Tepat taahun baru itu selau di langsungkan Final Football yang selalu melibatkan puluhan ribu rakyatnya. Kesempatan ini oleh walikota di jadikan sebagai ajang Rose Parade, dalam Rose Parade ini juga mengundang peserta dari luar negri untuk ikut serta. Dalam parede itu selalu ada Float, sebuah Mobil yang berisi orang2 yang menampilkan berbagai petunjukkan seni yang selalu berada di belakang drum band. Dan kala itu drum band Sampoerna dari Indonesia juga ikut dan float Putera Sampoerna berada di belakang Drum Band ini.
Di kala GG ( Gudang Garam), Djarum an Bentoel bersaing dengan iklan tradisional di TV dan di jalanan maka sampoerna mencoba menggebrak dengan cara Visioner dan Progresif. Tidak tanggung-tanggung dana 2 Juta USD di keluarkanSampoerna untuk Program ini. 1 Juta USD di keluarkan untuk mengontrak para pelatih dan penari yang didatangkan langsung dari US untuk melatih para pelinting rokok ini dan 1 Juta USD di korbankan untuk membawa sekita 234 orang pemain Drum Band Sampoerna dari Indonesia ke Amerika. Pertanyaannya apakah ini kerugian. Salah ini adalah sebuah Investasi Jangka Panjang.
Selama 2 mIngu di Amreika pemberitaan Drum Band ini sungguh luar Biasa, Pemerintah Indonesia dan Rakyat di buat bangga dengan keikutsertaan Drum Band Sampoerna ini. Dan yang paling membanggakan lagi adalah di sana Drum Band Sampoerna mendapatkan penghargaan. Jor-jorannya pemberitaan memberi keuntungan luar biasa pada Samporna, apalagi rasa Nasionalisme Corporate yang selama ini belum di kembangkan oleh corporate lain berhasil di dapatkan Sampoerna. Sekembalinya ke Indonesia bahkan Drum Band ini di undang kekota Kompetitor di Kediri, Kudus dan Malang untuk menunjkkan kebolehannya.
Putera Sampoerna berujar ini adalah marketing Luar biasa, dia ingin membangun Corporate Brand dengan nama Sampoerna, yang berbeda sengan corporate productnya yaitu Dji Sam Soe. Berbeda dengan Djarum, GG yang menyamakan keduanya. Ini adalah jalan menuju sebuah strategi pasar GO PUBLIC oleh Sampoerna. Sampoerna adalah sebuah nama yang luar biasa, namanya di Indonesia mungkin hanya di saingi oleh Bakrie. Inilah keunggulan marketing ala putera Sampoerna sehingga ketika Dia menjual Dji Sam Soe, Nama Corporate Samporna telah di kenal oleh Masyarakat Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar