Kenangan

Rabu, 27 Januari 2010

partai Islam dengan Pemilih Tradisional

Kompas - Partai-partai Islam atau berbasis massa Islam cenderung abai dengan basis massa tradisionalnya karena lebih rajin dan fokus memperluas pangsa pemilihnya. Akibatnya, pendukung asli partai yang tak teperhatikan justru lari dan memilih partai lain.

Hal itu diungkapkan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Endang Turmudzi, di Jakarta, Selasa (12/1). Partai berbasis massa Islam, seperti Partai Amanat Nasional dan Partai Kebangkitan Bangsa, ingin mengejar target sebagai partai terbuka. Namun, hal itu dilakukan dengan tidak terlalu mengurusi basis massa tradisonalnya.

”Kenapa harus bersulit-sulit menjadi partai terbuka yang pangsa pemilihnya sendiri belum jelas?” katanya.

Sikap partai itu berbeda dengan kenyataan di masyarakat Islam. Saat ini, konservatisme masyarakat justru semakin menguat.

Masyarakat Islam cenderung ingin berubah lebih Islami. Tetapi, yang dilakukan partai justru membuat partai jauh dari kondisi riil masyarakat.

Keadaan masyarakat itu justru ditangkap oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai tersebut ulet merawat massa tradisional mereka.

Menurut Endang, partai-partai berbasis massa Islam akan sulit mencari massa baru di luar massa tradisionalnya. Sebaliknya, partai nasionalis juga sulit merangkul massa dari kelompok Islam.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, masyarakat Islam Indonesia yang mengidentikkan diri sebagai warga Nahdlatul Ulama—sebagai organisasi massa yang melahirkan PKB—jumlahnya mencapai 35 persen. Jika fokus menggarap basis massa tradisionalnya, PKB dapat memperoleh suara minimal 30 persen dalam pemilu.

Untuk PAN dan PKS, Qodari justru berpendapat partai ini perlu memperluas basis massanya karena kecilnya jumlah pemilih yang mengidentikkan diri dengan warga Muhammadiyah atau kelompok-kelompok yang mengikuti tarbiyah (pendidikan) yang banyak dilakukan oleh kader PKS. (MZW)


*sumber: Koran KOMPAS (Rabu, 13/01/10)
---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar